Minggu, 21 Agustus 2011

“MELETAKKAN TELUR pada keranjang yang berbeda”

Suatu ketika ada dua orang kakak beradik petani, yang masing-masing memiliki seekor sapi.
Sang kakak sangat rajin bekerja, karena ia bercita-cita untuk meluaskan sawahnya yang saat ini hanya ada sepetak.
Sang adik juga seorang yang rajin, namun berbeda dengan kakaknya, ia tidak hanya ingin sawahnya meluas, tetapi juga memiliki usaha penggilingan padi lengkap dengan gudangnya.

Maka bekerjalah mereka dengan rajinnya.
Sang adik, selain menggarap sawah dengan tenaga sendiri untuk menambah penghasilannya, setiap pagi ia memerah susu dari sapinya yang hanya seekor, dengan hasil yang tak seberapa, lalu menjualnya ke tetangganya. Hasilnya ia tabung, agar suatu saat ia dapat menambah jumlah sapinya.
Sang kakak yang ingin meluaskan sawahnya dengan tujuan mendapatkan hasil panen yang lebih besar menggunakan strategi lain. Ia memutuskan untuk menggunakan tenaga sapinya untuk membajak sawahnya. Karena setiap hari sang sapi selalu kelelahan, maka ia tidak mampu menghasilkan susu, tetapi sang kakak tidak begitu perduli, karena dengan bantuan sapinya itu, pekerjaan membajak sawah menjadi lebih cepat daripada yang dilakukan adiknya.
Bulan berganti musim, dan dalam beberapa panen, jelas, hasil sang kakak lebih baik dari segi jumlah. Tetapi lambat laun, sang adik akhirnya berhasil memiliki sapi kedua, yang bisa disilangkan dengan sapi pertamanya, untuk menambah jumlah produksi susunya. Maka dalam waktu beberapa tahun, ia sudah memiliki beberapa ekor sapi dan menghasilkan susu yang cukup untuk dijual ke lebih banyak orang lagi.
Ia telah memperoleh sumber penghasilan kedua yang bisa digunakan untuk membeli seekor kerbau guna membajak sawahnya dengan lebih bertenaga.

Akan halnya sang kakak, karena memaksa sapinya terlalu bekerja keras, akhirnya sapi itu terlalu lelah, menjadi sakit dan mati. Kini ia tidak memiliki sapi, dan ia sendiri yang harus bekerja keras menyangkul sawahnya sendirian agar dapat menghasilkan panenan yang cukup.
Tentu dari cerita di atas, sang adik lebih cerdik, karena ia berusaha menciptakan sumber penghasilan keduanya (produksi susu) dahulu baru menginvestasikannya pada hal lain (membeli kerbau). Kuncinya adalah kesabaran untuk menunggu dan berdisiplin diri dalam segala hal. 
pada akhirnya si adik berhasil mewujudkan keinginannya yaitu menambah beberapa petak sawah dan memiliki penggilingan padi sendiri dengan karyawan.
Demikian juga, prinsip saya adalah seperti yang pernah saya sampaikan berkali-kali,
"Letakkan telur-telur Anda pada beberapa keranjang yang berbeda". Jadi, kita akan memiliki beberapa sumber penghasilan alternatif baik aktif maupun pasif, sehingga akan menciptakan keamanan finansial yang lebih besar.

Maksud saya adalah, tidak menggunakan satu-satunya sumber untuk dipekerjakan penuh, sedangkan di sisi lain ia masih belum memiliki sumber penghasilan apalagi tabungan alternatif.

Semoga bermanfaat.

Oleh : Retno lestari
Sumber inspirasi : Beni, Dy Tra

4 komentar:

  1. Uih... Filosofinya dapet banget...
    thx atas pelajarannya Mas/mbak...

    BalasHapus
  2. mengenai mental ....sangatlah penting ... dalah hal apapun dan dimanapun thx mas initial.NVN

    BalasHapus
  3. Untuk menuju ke financial security, maka kita harus mempersiapkan beberapa "keranjang", tetapi jika yang dituju adalah financial freedom, maka ciptakanlah sistem untuk mengurusi "keranjang2" tsb, sehingga kita hanya tinggal menerima hasilnya, dan menikmati hakekat freedom yang sesungguhnya, yaitu MEMBERI, bukan lagi hanya MENERIMA. Salam. Dytra

    BalasHapus
  4. guruuuuuuuuuu............. Dytra.........

    pesanmu akan aku simpan sebagai perintah.......
    petunjukmu kujadikan jalan dalam langkahku.....
    petuahmu..... kusimpan dalam kalbu ku.........
    ku laksanakan.......... dengan tekat
    ku lakukan dengan ..... dengan semangat

    suatu hari nanti kita akan besar dan semakin besar.... kuat dan semakin kuat...
    salam freedom of financial

    BalasHapus